Siapa di Belakang Situs Kawal Pemilu?

Situs Kawal Pemilu adalah alat propaganda baru kubu Jokowi-JK untuk menggiring opini dan memenangkan Pilpres 2014 dengan berbagai cara. Pendirinya, Ainun Nadjib, adalam anggota Tim Independen Kampanye PUTIH Jokowi-JK

Siapa di Belakang Situs Kawal Pemilu? Kita tanya saja kepada para pengekspos dan pendukung situs kawal pemilu ini, seperti Metro TV, detik.com, Komps.com, dan situs-situs pro-Jokowi lainnya. Dengan bersemangatnya mereka mengekspos situs kawal pemilu, sudah jelas 'kan Siapa di Belakang Situs Kawal Pemilu?

Situs kawalpemilu.org hadir dalam dua hari terakhir. Situs ini mengawal penghitungan suara di KPU dan menjadi salah satu rujukan utama publik. Siapa di balik hadirnya situs yang tampilannya sederhana namun canggih ini?

Adalah Ainun Najib sosok utama yang menginisiasi website tersebut. Ainun adalah alumnus Nanyang Technological University dan berdomisili di Singapura. Ainun juga pernah menjadi juara olimpiade matematika. Ia kini bekerja sebagai konsultan di sebuah perusahaan teknologi informasi terkemuka.

Apa latar belakang Ainun membuat kawalpemilu.org?

"Kita menyambut ajakan KPU dan Presiden SBY untuk mengawal penghitungan suara. Kedua capres juga menyerukan untuk mengawal. Kita lihat datanya tersedia, dan secara teknologi informasi bisadioprek ternyata," kata Ainun kepada Metrotvnews.com melalui sambungan telepon, Selasa (15/7/2014).

Dalam hal ini Ainun tidak sendiri. Dia dibantu dua programmer yang saat ini bekerja di perusahaan teknologi ternama di Silicon Valley, Amerika Serikat. "Perusahaannya kita sudah tahu semua. Dua orang programmer itu yang membuat programnya," ujar Ainun dalam logat Jawa yang kental.

Sayangnya kedua programmer itu enggan dimunculkan identitasnya. Yang jelas, kata Ainun, mereka membuat program dalam waktu dua hari. "Dan sejauh ini situs kawalpemilu.org yang paling canggih dalam menyajikan data pemilu," kata Ainun yang berasal dari Gresik, Jawa Timur ini.

Alasan sebenarnya: membantu Jokowi!
Itu alasan awal yang dikemukakan Ainun. Namun, situs Tempo, Liputan6, dan LensaIndonesia memuat fakta lain.

Ainun ternyata bergabung dalam Tim Independen Kampanye PUTIH Jokowi-JK. Tim ini sebagaimana dilansir laman tempo.co, pemrakarsanya Johannes Ardiant Harlie yang kini pendidikan public policy di John F. Kennedy School of Government, Harvard University, Amerika serikat.

Yang mendorong Ainun mau menyumbangkan tenaganya dengan sukarela untuk Jokowi, Ainun disebut mengakui di situs Indiegogo.com, bahwa alasan mau membantu Jokowi, di luar dugaan banyak orang. “Jokowi capres paling islami,” demikian pertimbangan Ainun.

Sebagai WNI di Singapura asal Balongpanggang, Ainun mengakui lahir juga di Desa Klotok, Balongpanggang, tepatnya 20 Oktober 1985. Di Singapura, dia tidak sendiri, tapi hidup ditemani isteri dan dua anak yang masih balita.

Isteri Ainun bukan perempuan Singapura, tapi Nimah Eka Yanti, gadis yang masih tetangga kota di Gresik, yaitu Lamongan. Dia kuliah di Jurusan Bahasa dan Sastra Arab, Fakultas Humaniora Universitas Islam Malang, Jatim.

Ainun memilih tinggal di Singapura setelah lulus di universitas Namyang, dan bekerja di sana. Rupanya, relawan militan Jokowi di Singapura ini masa kecilnya tidak menduga kalau harus menjadi WNI di Singapura. Masa kecilnya,

Dia sekolah Madrasah Ibtidaiyah Balongpanggang, dan SLTPN 1 Balongpanggang. Kemudian, SMU pindah di Surabaya dan diterima di SMUN 5 Surabaya. Lulus SMU 2003, kuliah di Universitas Nanyang selesai tahun 2007. @tempoco/licom

Tampaknya, inilah "cara baru" kubu Jokowi untuk menggiring opini publik tentang kemenangannya, setelah Quick Count dilarang tayang oleh KPI. Jadi, setelah Exit Poll, Quick Count, Real Count, maka kini dimunculkanlah Kawal Pemilu! 


No comments:

Write a Comment


Top